ok


,

selamat datang

kaRya moTor oKe 1

Rabu, 09 November 2011

Perencanaan Organisasi Kewiraswastaan


PERENCANAAN ORGANISASI KEWIRASWASTAAN

Definisi Perencanaan

Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui melalui proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu.
Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi.
Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
          Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
          Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional
Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah :
“untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”

Kerugian dan Keuntungan Perencanaan
Keuntungan Perencanaan :
  1. Membantu wirausahawan berorientasi ke masa depan
  2. Koordinasi keputusan yang tidak dibuat sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok
  3. Perencanaan menekan tujuan-tujuan organisasional sehingga wirausahawan secara konstan dalam pencapaian tujuan organisasi
Kerugian Perencanaan :
Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen sehingga manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya seperti pemgorganisasian, mempengaruhi dan pengawasan.

JENIS-JENIS PERENCANAAN

Perencanaan Strategis
Adalah perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan sehingga wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.

Definisi Strategi

Strategi sebagai suatu rencana luas dan umum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasional jangka panjang, sehingga strategi merupakan hasil akhir dari perencanaan strategis

Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan proses yang menjamin bahwa proses dan manfaat organisasi dari penggunaan strategi organisasional yang tepat. Strategi yang tepat adalah strategi yang sesuai untuk kebutuhan organisasi pada saat tertentu
Empat langkah proses dalam manajemen strategis :
  1. Perumusan strategi
  2. Implementasi strategi
  3. Pengukuran hasil strategi
  4. Evaluasi strategi
Pertanyaan dalam merumuskan strategi yang tepat guna adalah :
  1. Apakah tujuan dan maksud organisasi tersebut?
                Jawaban : kearah mana organisasi diarahkan, strategi yang tepat guna mencerminkan maksud dan tujuan organisasi
  1. Kemanakah organisasi dewasa ini diarahkan?
                Jawaban : memberitahukan kepada wirausahawan apakah organisasi sedang mencapai tujuannya sehingga tingkat kemajuan kearah pencapaian tujuan memuaskan atau tidak
  1. Jenis kondisi lingkungan apa organisasi mempunyai keberadaan?
                Jawaban : membantu wirausahawan dalam menetapkan kekuatan, kelemahan, masalah-masalah dan kesempatan organisasional yang ada baik lingkungan eksternal dan internal maupun didalam dan diluar organisasi
  1. Apa yang dapat dilakukan untuk bisa mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik dimasa mendatang?
                Jawaban : membuat wirausahawan menghasilkan strategi organisasi sesudah wirausahawan mempunyai kesempatan yang memadai

Perencanaan Taktis
Perencanaan jangka pendek menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun waktu antara satu tahun atau kurang. Wirausahawan menggunakan perencanaantaktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang
Perencanaan taktis dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan organisasi jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis

PERENCANAAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN
Tingkatan Manajemen dalam waktu perencanaan :
  1. Manajemen puncak mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak dan menggunakan waktu perencanaan lebih banyak dibanding manajemen tingkat menengah dan bawah
  2. Manajemen tingkat menengah menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding manajer tingkat bawah
  3. Manajemen tingkat bawah lebih terlibat dalam kegiatan operasional dari organisasi dan mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan
Tipe Perencanaan :
  1. Manajer tingkat bawah membuat perencanaan jangka pendek dengan keahlian operasi harian menyebabkan menjadi perencana terbaik pada jangka pendek
  2. Manajer tingkat menengah membuat perencana jangka yang agak panjang
  3. Manajer puncak membuat perencanaan jangka panjang yang mempunyai pengertian yang baik mengenai situasi organisasional keseluruhan
Langkah-Langkah dalam Proses Perencanaan :
  1. Menyatakan tujuan organisasi yang jelas untuk dimulai suatu perencanaan
  2. Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan
  3. Mengembangkan premis/asumsi yang menjadi dasar alternatif kelayakan penggunaan setiap alternatif
  4. Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
  5. Pengembangan rencana berdasarkan alternatif yang dipilih dimana rencana jangka panjang dan jangka pendek mulai dirumuskan
  6. Memfungsikan rencana-rencana ke dalam tindakan-tindakan yang memberi organisasi dengan pengarahan aktivitas jangka pendek dan jangka panjang
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN

Pendekatan Probabilitas Tinggi
Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima dan juga tujuan organisasional dapat diukur
Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi :
  1. Menghasilkan rencana yang tepat
  2. Perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan
Kerugian pendekatan probabilitas tinggi : tidak mendorong rencana yg kreatif
Pendekatan Maksimisasi
Perencana menggunakan pendekatan maksimisasi yang secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dengan menggunakan model matematis
Melalui penggunaan model matematis, perencana pendekatan maksimisasi mencoba untuk :
  1. Meminimisasi sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tingkat prestasi tertentu
  2. Memaksimumkan prestasi yang dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia
  3. Mendapatkan keseimbangan biaya dan manfaat yang terbaik
Keuntungan Pendekatan Maksimisasi : secara kontinyu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif untuk mengembangkan rencana-rencana
Kerugian Pendekatan maksimisasi : memperlakukan seluruh komponen organisasi dapat dikualifikasikan dan diprediksi walau beberapa aspek organisasi tidak dapat diprediksi dan dikuantifikasikan (perilaku manusia).

Pendekatan Adaptasi
Pendekatan Adaptasi menekankan pada perencanaan yang efektif dipusatkan untuk membantu organisasi menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal
Perencana yang menggunakan Pendekatan Adaptasi :
  1. Melihat perubahan organisasional yang tidak dapat dihindari
  2. Antisipasi pada perubahan masa depan
  3. Menentukan dan  menganalisa organisasional bagaimana memodifikasi organisasi ketika untuk berubah
Keuntungan Pendekatan Adaptasi : berfokus pada lingkungan eksternal dan internal organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional
Kerugian Pendekatan Adaptasi : penekanan yang kurang pada tujuan organisasi sehingga analisa dan perubahan yang dihasilkan merupakan akhir perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan
RENCANA-RENCANA
Rencana adalah suatu tindakan tertentu yang diusulkan untuk membantu organisasi dalam pencapaian tujuan.
Empat Dimensi suatu Rencana :
  1. Perulangan dimensi yang menguraikan jangka dimana suatu rencana digunakan dari waktu ke waktu
  2. Waktu dimensi adalah jangka periode waktu yang diliput oleh rencana, baik jangka panjang maupun jangka pendek
  3. Jangkauan dimensi menguraikan bagian dari sistem manajemen total dimana rencana ditujukan
  4. Tingkatan dimensi menunjukkan tingkatan organisasi yang dirancang untuk tingkatan manajemen puncak, rencana tingkat menengah dan bawah untuk manajemen menengah dan bawah dimana sistem manajemen ini saling tergantung
JENIS-JENIS RENCANA

Rencana Tetap

Kebijaksanaan-Kebijaksanaan
Suatu kebijaksanaan merupakan rencana tetap yang memberi garis pedoman luas pada penyaluran manajemen pada arah tertentu, manajemen dituntun kearah pengambilan tindakan yang konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional.

Prosedur
Merupakan rencana tetap yang menguraikan lebih spesifik tindakan yang berhubungan yang harus diambil untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Aturan-Aturan
Merupakan rencana tetap yang merancang suatu tindakan tertentu yang diperlukan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh anggota organisasi dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Rencana Sekali Pakai

Program
Merupakan rencana sekali pakai yang dirancang untuk melaksanakan suatu proyek khusus dalam organisasi dimana keberadaan program ini untuk pencapaian tujuan yang dapat diselesaikan.

Anggaran
Merupakan rencana keuangan sekali pakai yang meliputi jangka waktu tertentu. Anggaran perusahaan adalah rencana detail tentang bagaimana dana akan dibelanjakan.

ALAT-ALAT PERENCANAAN

Peramalan (Forecasting)
Peramalan adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi.

Metode Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Memprediksi penjualan dimasa datang dengan menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan yang biasa disajikan dalam bentuk grafik.

Penjadwalan (Scheduling)
Merupakan proses perumusan daftar aktivitas mendetail yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Daftar aktivitas merupakan bagian integral dari rencana organisasional
Dua macam penjadwalan :
          Peta Gant (Gant Chart) yang merupakan diagram balok dengan waktu horizontal dan sumber daya vertikal
          PERT (Program Evaluation and Review Technique) merupakan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu yang diperlukan 


Rouuting Sheet, Multi Product Process Chart (MPPC)


 Routing sheet
Peta proses operasi membutuhkan suatu dokumen utama yang dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet. Merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi dimulai adalah mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan mesin/peralatan, proses dan operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Digunakan untuk mengetahui jalannya proses produksi dari komponen-komponen kursi kita dapat menggunakan pola peta proses produksi. Hasil identifkasi ataupun penentuan ini biasanya disajikan dalarn bentuk apa yang dinamakan dengan Routing Sheet.
Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk rrrengerjakan setiap kegiatan produk tersebut.
Merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan adalah pembuatan Routing Sheet. Routing Sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam pembuatan routing sheet adalah:
1.    Kapasitas mesin (waktu standar dalam operasi)
2.    Persentase scrap
3.    Efisiensi mesin
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing sheet adalah sebagai berikut :
1.    Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
2.    Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.
3.    Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.
4.    Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
5.    Komponen- komponen untuk assembling setelah diproduksi.
Lembaran urutan proses (routing sheet) adalah tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dengan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan. (Apple, 1990)
Tujuan dari routing sheet ini ialah untuk mengetahui jumlah mesin/peralatan produksi yang diperlukan dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan, dengan memperhatikan persentase scrap, kapasits mesin atau peralatan dan efisiensi departemen atau pabrik.
Informasi yang dapat diperoleh dari routing sheet:
a.    Jumlah yang disiapkan oleh tiap operasi
b.    Jumlah yang dihasilkan dengan efisiensi yang telah ditentukan
c.    Jumlah mesin teoritis dan actual

Table 2.1 Contoh tabel Routing Sheet
No. Operasi
Deskripsi
Mesin/ Alat
Produksi Mesin/jam
% Scrap
Bahan diminta
Bahan disiapkan
Effisiensi
Mesin
(%)
Kebutuhan
Mesin
teoritis
Kebutuhan
Mesin
aktual
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Cara pengisian Routing Sheet
  1. Untuk mengisi kolom 1 sampai 5 gunakan data yang ada dalam OPC yang telah dibuat
  2. Untuk mengisi kolom 6 terlebih dahulu isikan jumlah produk akhir yang diinginkan pada setiap akhir aktivitas.
  3. Kolom 7 diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal aktivitas (input) dengan memperhitungkan % scrap yang terbuang pada aktivitas yang bersangkutan. Karena bahan yang diproses akan mengalami pengurangan material maka perlu diperhitungkan scrap yang terbuang selama proses berlangsung (misalnya scrapt berupa geram pada proses pembubutan, bahan yang terbuang sebagai sisa dari proses pemotongan, dan sebagainya)
2.1 Multi Product Process Chart ( MPPC )
Satu teknik analisa lainnya yang menyerupai peta kerja dan juga dipergunakan untuk menganalisa aliran bahan adalah Multy Product Procees Chart ( MPPC ). Teknik analisa ini mengambil dasar penyajian dari Operation Process Chart (OPC), hanya saja pada MPPC ini penggambaran proses operasi di pisahkan menjadi sub bagian tersendiri, yaitu: Rough Lumber, Fabrikasi dan Assembling, yang dapat di persamakan dari ketiga peta itu adalah dapat dipergunakan untuk berkomunikasi secara luas, jelas dan sistematis.
            MPPC adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan di produksi. Pembuatan MPPC dilakukan berdasarkan peta proses operasi dan routing sheet yang telah dibuat sebelumnya. (Aplle, 1990) 
Apabila didefinisikan MPPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami oleh bahan, baik bahan baku maupun bahan tambahan, seperti urutan-urutan operasi, pemeriksaan dan penyimpanan, serta dalam menggambarkannya dipisahkan antara Rough Lumber, Fabrikasi dan Assembling, atau dapat di katakan MPPC adalah suatu peta yang menggambarkan jumlah pemakaian kebutuhan mesin dari Routing Sheet.
            Simbol-simbol yang di pergunakan dalam MPPC ini sama dengan simbol- simbol yang di gunakan pada OPC, antara lain operasi, pemeriksaan dan penyimpanan. Hanya saja pada cara penomorannya dilakukan berdasarkan urutan-urutan proses operasi perkomponen.
Kegunaan MPPC ialah menunjukan keterkaitan produksi antar komponen produk, bahan, bagian, pekerjaan atau kegiatan dan dapat juga untuk menganalisis dan merencanakan aliran barang dalam pabrik yang sudah berdiri maupun bagi perencanaan proyek baru.
Table.2.2 Contoh tabel MPPC
Deskripsi
Peralatan
Nomor Komponen
Jumlah Mesin Teoritis
Jumlah Mesin Aktual
100
200
300
Receiving
Meja Fabrikasi
Mesin Penghalus
Shipping

Luas lantai, OPC


2.1       Luas Lantai
            Luas lantai adalah luas suatu tempat atau area yang akan digunakan dalam mengelola suatu bahan atau dalam mengerjakan suatu proses produksi. Melakukan suatu perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan atau luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
Tumpukan digunakan untuk material yang rata-rata mempunyai dimensi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukan ke dalam suatu wadah atau tempat tertentu. Untuk material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan rak, digunakan untuk material yang mempunyai dimensi kecil. Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan dalam perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dari perusahaan yang akan didirikan.
Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan akan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya. Dalam menghitung kebutuhan luas lantai, dilibatkan pula masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan mempengaruhi terhadap lahan/luas lantai tersebut, yaitu:
1. Alat angkut
2. Cara Pengangkutan
3. Cara Penyimpanan Bahan Baku (ditumpuk di rak)
4. Aliran Bahan
Semuanya diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan menambah harga
allowance tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing department dengan
demikian perlu dihitung beberapa luas lahan yang disiapkan, terutama untuk
kegiatan bagian produksi ini, yang didasarkan pada:
1. Bahan baku yang akan disiapkan
2. Mesin atau peralatan yang akan digunakan
3. Barang jadi yang dihasilkan
Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi, yang meliputi:
1. Receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak)
2. Pabrikasi dan Assembling (mesin dan peralatan)
3. Shipping (gudang barang jadi, kemasan isi dan kemasan kosong)
2.2 Pengertian OPC (Operation process chart) Dan APC (Assembling Process Chart)


Menurut Sutalaksana2006, Peta Proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebai komponen dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut. Jadi dalam suatu peta proses operasi, dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan. Peta proses perakitan merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. Manfaat dari APC yaitu untuk menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, alat untuk menentukan tata letak fasilitas, alat untuk menentukan perbaikan cara kerja, dan alat untuk latihan kerja. Manfaat dari APC tidak berbeda jauh dengan manfaat OPC, karena pada dasarnya struktur dari kedua peta tersebut adalah sama.
Informasi-informasi yang diperoleh dari peta proses operasi memiliki beberapa manfaat antara lain:
1.   Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya.
2.   Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.
3.   Menentukan tata letak pabrik.
4.   Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.
5.   Melatih cara kerja.
Sedangkan informasi yang dapat diperoleh dari OPC ini antara lain adalah:
1.    Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas
2.    Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
3.    Peralatan/mesin yang digunakan
4.    Persentase scrap selama berlangsungnya aktivitas
Peta proses operasi dapat digambarkan dengan baik apabila menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1.   Membuat judul Peta Proses Operasi dan identifikasi nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta, dan nomor gambar.
2.   Material yang digunakan ditempatkan di atas garis horisontal, yang   menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3.   Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
4.    Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5.    Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6.   Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu dan berarti dipetakan dengan garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan/dipertimbankan agar diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut diatas, dapat diuraikan sebagai berikut (sutalaksana, 2006):
a.   Bahan-bahan
Kita harus mempertimbangkan semua alternatif dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan dan waktunya.
b    Operasi
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan misalnya dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.
c.   Pemeriksaan
Dalam hal ini kita harus mempunyai standar kualitas. Suatu objek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik sampling atau satu persatu dari semua objek yang dibuat tentunya cara terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya sedikit.
d.   Waktu
Untuk mempersingkat waktu penyelesaian, kita mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.


Kewirahusahan


KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi
Tiga jenis perilaku :
  1. Memulai inisiatif
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Diterimanya resiko dan kegagalan

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
-          Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
-          Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll
-          Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5. Rangsangan oleh umpan balik
6. Aktivitas energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan

Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
          Kemampuan inovatif
          Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
          Keinginan untuk berprestasi
          Kemampuan perencanaan realistis
          Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
          Obyektivitas
          Tanggung jawab pribadi
          Kemampuan beradaptasi
          Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

Metode Analisa Diri Sendiri
         Untuk kebutuhan usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi.
         3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
         Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat memuaskan dan pengalaman yang sangat tidak memuaskan

Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahapnya antara lain :
  • Menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan
·         Pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain
  • Dukungan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia.
  • Pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri

Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu mengidentifikasi kesempatan bisnis, analisa resiko dan perolehan kompetensi manajerial

kaRya moTor oKe 2

oke bogel bngt

oke gtuh loh

belajarlah yang baik