2.1 Luas Lantai
Luas lantai
adalah luas suatu tempat atau area yang akan digunakan dalam mengelola suatu
bahan atau dalam mengerjakan suatu proses produksi. Melakukan suatu perencanaan
tata letak pabrik dan pemindahan bahan dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan atau
luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta
fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
Tumpukan digunakan
untuk material yang rata-rata mempunyai dimensi yang besar sehingga tidak
memungkinkan untuk dimasukan ke dalam suatu wadah atau tempat tertentu. Untuk
material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan rak, digunakan untuk
material yang mempunyai dimensi kecil. Luas lantai produksi digunakan untuk
mengetahui luas lahan yang akan digunakan dalam perencanaan tata letak pabrik
dan pemindahan bahan dari perusahaan yang akan didirikan.
Perhitungan luas lantai
produksi dimulai dari luas kebutuhan akan lahan sampai perkantoran dengan
memperhatikan segala fasilitas pendukungnya. Dalam menghitung kebutuhan luas
lantai, dilibatkan pula masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya
yang akan mempengaruhi terhadap lahan/luas lantai tersebut, yaitu:
1. Alat angkut
2. Cara Pengangkutan
3. Cara Penyimpanan Bahan Baku (ditumpuk
di rak)
4. Aliran Bahan
Semuanya diperhitungkan
dalam penentuan luas lantai dengan menambah harga
allowance tertentu sesuai dengan
kebutuhan masing-masing department dengan
demikian perlu dihitung beberapa luas
lahan yang disiapkan, terutama untuk
kegiatan bagian produksi ini, yang
didasarkan pada:
1. Bahan baku yang akan disiapkan
2. Mesin atau peralatan yang akan
digunakan
3. Barang jadi yang dihasilkan
Tujuan menghitung luas lantai adalah
untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi, yang meliputi:
1. Receiving
(gudang bahan baku model tumpukan dan rak)
2. Pabrikasi dan Assembling (mesin dan peralatan)
3.
Shipping (gudang barang jadi, kemasan isi dan kemasan kosong)
2.2 Pengertian
OPC (Operation process chart) Dan APC
(Assembling Process Chart)
Menurut Sutalaksana2006, Peta Proses operasi
merupakan suatu diagram yang menggambarkan
langkah-langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai
urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk jadi
utuh maupun sebai komponen dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan
untuk analisa lebih lanjut. Jadi dalam suatu peta proses operasi, dicatat
hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada
akhir proses dicatat tentang
penyimpanan. Peta proses perakitan merupakan peta yang menggambarkan
langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut
pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai.
Manfaat dari APC yaitu untuk
menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen, alat untuk
menentukan tata letak fasilitas, alat untuk menentukan perbaikan cara kerja,
dan alat untuk latihan kerja. Manfaat dari APC tidak berbeda jauh dengan
manfaat OPC, karena pada dasarnya struktur dari kedua peta tersebut adalah
sama.
Informasi-informasi yang diperoleh dari peta proses operasi
memiliki beberapa manfaat antara lain:
1. Mengetahui kebutuhan terhadap mesin
dan anggarannya.
2. Memperkirakan kebutuhan terhadap
bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.
3. Menentukan tata letak pabrik.
4. Melakukan perbaikan cara kerja yang
sedang digunakan.
5. Melatih cara kerja.
Sedangkan informasi yang dapat diperoleh dari OPC ini antara
lain adalah:
1. Deskripsi proses bagi setiap
kegiatan/aktivitas
2. Waktu penyelesaian masing-masing
kegiatan
3. Peralatan/mesin yang digunakan
4. Persentase scrap selama
berlangsungnya aktivitas
Peta proses operasi dapat digambarkan dengan baik apabila
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Membuat judul Peta Proses Operasi
dan identifikasi nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta,
dan nomor gambar.
2. Material yang digunakan ditempatkan
di atas garis horisontal, yang menunjukkan
bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam
arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi
diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk
pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan
diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi.
6. Produk yang biasanya paling banyak
memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu dan berarti dipetakan
dengan garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan/dipertimbankan agar
diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi
yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan dan terhadap waktu
penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut diatas, dapat diuraikan sebagai
berikut (sutalaksana, 2006):
a. Bahan-bahan
Kita harus mempertimbangkan semua
alternatif dari bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan dan
waktunya.
b Operasi
Juga dalam hal ini harus
dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan,
pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat
dan perlengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan misalnya
dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan
operasi-operasi yang terjadi.
c. Pemeriksaan
Dalam hal
ini kita harus mempunyai standar kualitas. Suatu objek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika
setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama.
Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik sampling atau satu persatu dari
semua objek yang dibuat tentunya cara terakhir tersebut dilaksanakan apabila
jumlah produksinya sedikit.
d. Waktu
Untuk mempersingkat waktu
penyelesaian, kita mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan
dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar