PERAMALAN
Teori Peramalan
Menurut
Sofjan Assauri (1993), peramalan merupakan seni dan ilmu dalam memprediksikan
kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Dengan digunakannya
peralatan metode-metode peramalan maka akan memberikan hasil peramalan yang
lebih dapat dipercaya ketetapannya. Oleh karena masing-masing metode peramalan
berbeda-beda, maka penggunaannya harus hati-hati terutama dalam pemilihan
metode untuk penggunaan dalam kasus tertentu. Pertimbangan ini dibutuhkan karena
tidak ada satupun metode dari peramalan tersebut yang dapat dipergunakan secara
universal untuk seluruh keadaan atau situasi. Di samping itu perlu
diperhatikan bahwa peramalan selalu salah, di mana jarang sekali terjadi apa
yang diramalkan tentang permintaan misalnya sama persis dengan jumlah yang
terjadi dalam permintaan nyata.
Menurut Gaspersz (2004),
aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan
permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam
kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap
permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering
berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan dapat menggunakan
teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal. Aktivitas
peramalan ini biasa dilakukan oleh departemen pemasaran dan hasil-hasil dari
peramalan ini sering disebut sebagai ramalan permintaan.
Bagian permintaan biasanya melakukan perencanaan berdasarkan hasil-hasil ramalan permintaan,
sehingga informasi yang dikirim dari bagian permintaan ke bagian production planning and inventory control
(PPIC) semestinya memisahkan antara permintaan yang dikembangkan berdasarkan
rencana permintaan yang umumnya masih bersifat tidak pasti dan pesanan-pesanan
yang bersifat pasti
Menurut Gaspersz (2004), dikenal dua sumber utama yang berkaitan dengan
informasi permintaan produk, yaitu ramalan terhadap produk independent
demand yang bersifat tidak pasti dan pesanan-pesanan yang bersifat pasti. Pesanan-pesanan yang bersifat pasti
ini antara lain pesanan pelanggan, alokasi tertentu untuk area geografis, service or spare parts and samples, distribution center demands (or branch
warehouse demands), dan lain-lain. Dalam beberapa perusahaan industri
manufaktur, kebutuhan-kebutuhan untuk pusat distribusi dan operasi antar pabrik
ditangani secara terpisah.
Aktivitas peramalan hanya boleh dilakukan terhadap
material, parts atau produk yang
tidak terkait langsung dengan struktur
bill of material untuk produk akhir atau item tertentu dan oleh karena itu
digolongkan ke dalam independent demand.
Sedangkan untuk material, parts, atau
produk yang terkait langsung terhadap atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akhir atau item tertentu,
dan oleh karena itu digolongkan sebagai dependent
demand harus direncanakan atau dihitung, tidak boleh diramalkan. Dengan
demikian item-item yang dapat diramalkan dalam industri manufaktur adalah
produk-produk untuk make-to-stock,
make-to-order, assemble-to-order, resource availability, kebutuhan
pemeliharaan (kecuali pemeliharaan preventif periodik), service parts dan kebutuhan internal perusahaan dan independent demand lainnya.
Pada dasarnya terdapat sembilan langkah yang harus
diperhatikan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan
dalam manajemen permintaan yang disebut juga sebagai konsep dasar sistem
peramalan, yaitu:
a. Menentukan tujuan dari peramalan.
b. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
c. Menentukan horizon waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah, atau
panjang).
d. Memilih model-model peramalan.
e. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
f. Validasi model peramalan.
g. Membuat peramalan.
h. Implementasi hasil-hasil peramalan.
i. Memantau keandalan hasil peramalan.
Menurut Gaspersz
(2004), tujuan utama dari peramalan dalam manajemen
perawatan adalah untuk meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa yang akan
datang. Selanjutnya dengan mengkombinasikannya dengan pelayanan pesanan (order service) yang bersifat pasti, kita
dapat mengetahui total permintaan dari suatu item atau produk agar memudahkan
manajemen produksi dan inventori. Perencanaan produksi dan inventori, termasuk
kapasitas dan sumber daya lainnya dalam industri manufaktur, semestinya mengacu
kepada data total permintaan produk di masa yang akan datang. Dengan demikian
jelas bahwa tujuan utama peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi dari manajemen produksi dan inventori dalam
industri manufaktur.
Pemilihan item-item independent
demand yang akan diramalkan tergantung pada situasi dan kondisi aktual dari
masing-masing industri manufaktur. Namun yang terpenting bagi manajemen
industri adalah memperhatikan bahwa item-item independent demand adalah item-item yang bebas atau tidak terkait
langsung dengan struktur Bill Of
Material (BOM) untuk produk akhir yang akan dibuat oleh industri
manufaktur itu.
Penentuan horizon waktu peramalan
akan tergantung pada situasi dan kondisi aktual dari masing-masing industri
manufaktur serta tujuan dari peramalan itu sendiri. Bagaimanapun juga peramal
harus memilih interval ramalan atau bagaimana seringnya mengembangkan suatu
ramalan. Alternatif yang umum dipilih adalah menggunakan interval waktu harian,
mingguan, bulanan, semesteran ataupun tahunan. Di samping itu peramal harus
memilih banyaknya periode di masa mendatang yang akan diramalkan. Dalam sistem
peramalan berlaku aturan bahwa semakin jauh periode di masa mendatang yang
diramalkan hasil ramalan akan semakin kurang akurat.
Peramalan jangka panjang berkaitan dengan perencanaan bisnis, analisis
fasilitas, proyek-proyek jangka panjang, produk-produk atau pasar-pasar baru,
investasi modal, dll. Karakteristik dari peramalan jangka panjang adalah
dilakukan analisis satu kali, lebih banyak berdasarkan pertimbangan manajemen
puncak, lebih banyak menggunakan data eksternal, dilakukan oleh manajemen
puncak dan dilakukan terhadap beberapa produk atau famili dari produk.
Peramalan jangka menengah berkaitan dengan perencanaan anggaran, produksi,
pembelian menggunakan blanket purchase
order. Peramalan jangka pendek berkaitan dengan perencanaan distribusi
inventori, perencanaan material dan lain-lain.
Di samping berdasarkan waktu, peramalan juga dapat dilakukan berdasarkan
lokasi geografis, dan kelompok produk yang dalam sistem peramalan dikenal
sebagai peramalan berdasarkan dimensi agregasi dan agregasi. Hal yang berlaku
umum berkaitan dengan agregasi ini adalah bahwa peramalan pada tingkat agregasi
yang lebih tinggi akan lebih akurat dibandingkan peramalan pada tingkat
agregasi yang lebih rendah atau pada tingkat disagregasi. Pemilihan model-model
peramalan akan tergantung pada pola data dan horizon waktu dari peramalan.
Terdapat sejumlah model peramalan yang telah dikembangkan pada saat ini. Namun
berdasarkan alasan data yang tersedia dan kemudahan penggunaan dari model
peramalan itu hanya terdapat beberapa model umum yang sangat populer untuk
diterapkan. Pada dasarnya model peramalan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori, yaitu ekstrapolasi, kausal, dan pertimbangan. Ekstrapolasi dan kausal
dikategorikan sebagai model kuantitatif sedangkan yang ketiga dikategorikan
sebagai model kualitatif.
Teori Tentang Metode Peramalan Yang Digunakan
Menurut Eddy
Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Metode peramalan terdiri atas metode
peramalan kualitatif dan metode peramalan kuantitatif.
Pada umumnya peramalan kualitatif bersifat
subjektif dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan, dan pengalaman
seseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat
berbeda. Meskipun demikian, peramalan dengan metode kualitatif tidak berarti
hanya menggunakan intuisi melainkan mengikutsertakan model statistik sebagai
bahan masukan dalam melakukan judgment (pendapat, keputusan) dan dapat
dilakukan secara perseorangan ataupun kelompok.
Dalam peramalan kualitatif dikenal empat metode yang umum
dipakai, yaitu:
a. Juri Opini
Eksekutif
Pendekatan ini
merupakan pendekatan peramalan yang paling sederhana dan banyak digunakan dalam
peramalan bisnis.
b. Metode Delphi
Dalam metode ini,
serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, kemudian jawabannya
diringkas dan diberikan ke panel ahli untuk dibuat perkiraan.
c. Gabungan Tenaga
Penjualan
Metode ini cukup banyak digunakan, karena
tenaga penjualan (sales force) merupakan sumber informasi yang baik
mengenai permintaan konsumen. Setiap tenaga penjualan meramalkan tingkat
penjualan di daerahnya, kemudian digabungkan pada tingkat provinsi dan
seterunya sampai ke tingkat nasional untuk mencapai peramalan yang
menyeluruh.
d. Survei Pasar
Masukan
diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelian
dimasa datang. Survei dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon, atau wawancara
langsung. Pendekatan ini membantu tidak saja dalam menyiapkan peramalan, tetapi
juga dalam meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk suatu produk baru. Selain
memerlukan waktu, metode ini juga mahal dan sulit.
Pada dasarnya, metode kuantitatif yang
digunakan dalam perkiraan dapat dokelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
a. Metode Serial
Waktu
Metode serial
waktu (deret berkala, time series) adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Analisis serial
waktu dimulai dengan memplotkan data pada suatu skala waktu, mempelajari pola
tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang konsisten atas data.
Pola dari serangkaian data dalam serial waktu dapat dikelompokkan dalam pola
dasar sebagai berikut:
a).
Konstan, yaitu apabila data berfluktuasi dari sekitar
rata-rata secara stabil. Pola berupa garis lurus horizontal. Pola seperti ini
terdapat dalam jangka pendek atau menengah, jarang sekali suatu variabel
memiliki pola konstan dalam jangka panjang.
b).
Kecendrungan (trend), yaitu apabila data dalam
jangka panjang mempunyai kecendrungan, baik yang awalnya meningkat maupun
menurun dari waktu ke waktu.
c).
Musiman (seasonal), yaitu apabila polanya
merupakan gerakan yang berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode
tertentu, misalnya tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan atau mingguan.
d).
Siklus (cyclical), yaitu apabila data dipengaruhi
oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti daur hidup bisnis.
e).
Residu atau variasi acak, yaitu apabila data tidak
teratur sama sekali.Data yang bersifat residu tidak dapat digambarkan.
b. Metode Kausal
Metode Kausal
atau disebut juga dengan metode eksplanatori mengasumsikan adanya hubungan
sebab akibat antara variabel bebas dan variabel tidak bebas yang
dipengaruhinya, atau dalam bentuk lain antara input dan output dari suatu
sistem. Sistem itu dapat berbentuk makro (seperti perekonomian nasional) atau
mikro (seperti dalam perusahaan atau rumah tangga).
Metode Kausal
bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa datang dengan menemukan dan mengukur
beberapa variabel bebas (independent) yang penting beserta pengaruhnya
terhadap variabel tidak bebas yang diamati. Dengan mengetahui model hubungan
antara variabel yang bersangkutan, dapat diramalkan bagaimana pengaruh yang
terjadi pada variabel tidak bebas apabila terjadi perubahan pada variabel
bebasnya.
Peramalan
kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut:
a.
Tersedia informasi tentang masa lalu.
b.
Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk
data numerik.
c.
Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu
akan terus berlanjut dimasa yang akan datang.
Pemilihan metode-metode
peramalan akan tergantung pada pola data dan horizon waktu dari peramalan.
Metode Weight Moving Average
Model
rata-rata begerak terbobot lebih responsif terhadap perubahan, karena data dari
periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Menurut Gaspersz (2004)
suatu model rata-rata bergerak n-periode terbobot, weighted MA(n), dinyatakan sebagai berikut :
Metode
Exponential Smoothing
Metode peramalan dengan pemulusan
eksponensial biasa digunakan untuk pola data yang tidak stabil atau
perubahannya besar dan bergejolak. Metode permalan ini bekerja hampir serupa
dengan alat thermostat, dimana
apabila galat ramalan (forecast error)
adalah positif, yang berarti nilai aktual permintaan lebih tinggi daripada
nilai ramalan (A–F>0), maka model
pemulusan eksponensial akan secara otomatis meningkatkan nilai ramalannya.
Sebaliknya apabila galat ramalan (forecast
error) adalah negatif, yang berarti nilai aktual permintaan lebih rendah
daripada nilai ramalan (A – F < 0), maka metode pemulusan eksponensial akan
secara otomatis menurunkan nilai ramalan. Proses penyesuaian ini berlangsung
secara terus-menerus, kecuali galat ramalan telah mencapai nol.
Peramalan menggunakan metode
pemulusan eksponensial dilakukan berdasarkan formula seperti di bawah ini.
dimana
:
Ft = nilai ramalan untuk periode waktu ke-t
Ft-1 = nilai ramalan untu satu periode waktu yang lalu, t-1
At-1 = nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1
a = konstanta pemulusan (smoothing
constant)
Permasalahan umum yang dihadapi
apabila mengunakan model pemulusan eksponensial adalah memilih konstanta
pemulusan (a) yang dikira tepat. Nilai konstanta pemulusan dapat dipilih di antara
nilai 0 dan 1, karena berlaku 0 < a <1. Bagaimanapun juga untuk penetapan nilai a yang diperkirakan
tepat, dapat digunakan panduan sebagai berikut :
Apabila pola historis dari data
aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil dari dari waktu ke waktu,
dipilih nilai a yang mendekati 1. Biasanya dipilih nilai a = 0,9 dan semakin
bergejolak nilai a yang dipilih harus semakin tinggi menuju angka 1.
Apabila pola historis dari data
aktual permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke waktu,
dapat dipilih nilai a yang mendekati nol. Biasanya dipilih nilia a = 0,1. Semakin stabil,
nilai a yang dipilih harus semakin kecil menuju nilai nol.
Untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model
peramalan berdasarkan pemulusan
eksponensial harus menggunakan peta kontrol tracking
signal dan membandingkan apakah nilai-nilai ramalan itu telah menggambarkan
atau sesuai dengan pola historis dari data aktual permintaan.
Metode
Regresi Linier
Dalam ilmu statistika, metode
regresi linier sering sekali dipakai untuk memecahkan masalah-masalah dalam
penaksiran tentunya hal ini berlaku juga dalam peramalan sehingga metode
regresi linier menjadi suatu metode yang mempunyai taksiran terbaik diantara
metode-metode yang lain.
Metode regresi linier dipergunakan
sebagai metode peramalan apabila pola historis dari data aktual permintaan
menunjukkan adanya suatu kecenderungan menaik dari waktu ke waktu.
Istilah regresi linier berarti,
bahwa rataan (my|x) berkaitan
linier dengan x dalam bentuk persamaan linier populasi.
Koefisien
regresi a dan b merupakan dua parameter yang akan ditaksir dari data sampel. Bila taksiran
untuk kedua parameter itu masing-masing dinyatakan dengan a dan b maka my|x dapat ditaksir dengan ŷ dari bentuk garis regresi berdasarkan sampel atau
garis kecocokan regresi.
dimana :
ŷ = nilai ramalan permintaan pada
peiode ke-t
a = intersep
b = slope
dari garis kecenderungan,merupakan tingkat perubahan dalam permintaan.
x = indeks waktu ( t = 1,2,3,...,n)
; n adalah banyaknya periode waktu
Dengan taksiran a dan b
masing-masing menyatakan perpotongan dengan sumbu y dan kenaikannya. Lambang ŷ
digunakan di sini untuk membedakan antara taksiran atau nilai prediksi yang
diberikan oleh garis regresi sampel dan nilai y amatan percobaan yang
sesungguhnya untuk suatu nilai x.
Mean Forecast Error
Menurut Gaspersz (2004), mean forecast error biasa disebut juga
galat peramalan. Galat peramalan ini juga dapat berfungsi untuk menghitung
nilai MAD yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
Galat ramalan tidak dapat dihindari
dalam sistem peramalan, namun galat ramalan itu harus dikelola dengan benar.
Pengelolaan terhadap galat ramalan akan menjadi lebih efektif apabila peramal
mampu mengambil tindakan mengambil tindakan yang tepat berkaitan dengan
alasan-alasan terjadinya galat ramalan itu. Dalam sistem peramalan, penggunaan
berbagai model peramalan akan memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derjat
dari galat ramalan yang berbeda pula.
Tabel
3.2 Alasan terjadi galat ramalan dan tindakan yang harus diambil
No.
|
Alasan terjadi
galat ramalan
|
Tindakan yang
harus diambil
|
1
|
Perubahan dari
pola data dasar
|
Mengubah model
peramalan
|
2
|
Faktor
eksternal (termasuk promosi, aktivitas pesaing, hari raya, cuaca, konflik
internasional, dan lain-lain
|
Identifikasi
dan lakukan penyesuaian model peramalan dengan faktor eksternal itu
|
3
|
Variasi acak
normal
|
Terima model
peramalan itu
|
4
|
Kesalahan
pemasukan data
|
Identifikasi
dan koreksi
|
5
|
Perubahan dalam
faktor ekstrinsik
|
Identifikasi
dan lakukan penyesuaian model peramalan dengan faktor ekstrinsik itu
|
6
|
Kehilangan data
|
Mencari data
asli atau substitusi data itu
|
7
|
Tingkat
disagregasi
|
Terima model
peramalan itu
|
Rata-rata kesalahan kuadrat memperkuat pengaruh
angka-angka kesalahan besar, tetapi memperkecil angka kesalahan prakiraan yang
lebih kecil dari satu unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar