Aspek Ekonomi finensial
2.1. Metode Analisis Investasi
Analisis Investasi ada berbagai metode,
metode yang biasa digunakan antara lain: Suwarsono (1994;208)
1.
Payback
Period (PP)
2.
Return on Investment (ROI)
3.
Internal
Rate of Return (IRR)
4.
Profitaility
Index (PI)
5.
Net Present Value (NPV)
2.1.1 Payback
Period (PP)
Payback period merupakan salah satu metode perhitungan Capital Budgeting yang relatif sederhana. Menurut Arifin dan Fauzi
(1999:12) bahwa metode ini merupakan penentuan jangka waktu yang dibutuhkan
untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cash inflow yang dihasilkan oleh proyek tersebut.
Sedangkan menurut Usnan dan Suwarsono
(1994;208) berpendapat bahwa Payback periode
metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali dalam satuan Tahun.
Dari kedua pengertian diatas, maka
dapatlah disimpulkan bahwa payback period
adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan tahun) untuk mengembalikan investasi
yang telah ditanamkan oleh penanam modal berdasarkan cash inflow yang dihasilkan oleh suatu proyek.http://www.ziddu.com/download/18044761/BABIIOKEsofyan.doc.html
Cara untuk mengambil keputusan dengan
metode ini adalah membandingkan payback
period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari pada
umur ekonomis aktiva maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila payback period lebih panjang dari pada
umur ekonomis aktiva maka rencana investasi ditolak.
2.1.2 Return on Investment
(ROI)
Pengembalian atas investasi atau asset (Return on Investment - ROI) adalah perbandingan dari pemasukan (income) per tahun terhadap dana
investasi. Dengan demikian mengindikasikan profitabilitas suatu
investasi, rumusnya adalah sebagai berikut:
Pemasukan
ROI = Investasi x 100%
Karena investasi dapat dinyatakan dalam
berbagai bentuk seperti biaya pertama, investasi rata-rata dan lain-lain,
demikian juga perhitungan pemasukan dapat dimasukkan factor-faktor depresiasi, pajak, bunga dan lain-lain, maka akan
dihasilkan bayak sekali variasi ROI, diantaranya sebagai berikut:
Pemasukan neto sebelum pajak
ROI = _________________________________________ x 100%
Biaya pertama
Pemasukan neto sebelum pajak
ROI = _______________________________ x
100%
Rata-rata Investasi
Pemasukan neto setelah pajak
ROI = _______________________________ - x
100%
Rata-rata Investasi
Berdasarkan analisis di atas terlihat bahwa semakin besar
ROI, semakin disukai oleh calon investor. Seperti halnya dengan periode
pengembalian, pemakai kriteria ini harus menentukan terlebih dahulu berapa
besar angka ROI sebagai patokan. Bila ROI yang ditawarkan kurang dari
angka tersebut, usulan investasi tidak disetujui.
Dibawah ini merupakan suatu keuntungan dalam menggunakan Return on Investment (ROI) antara lain:
1.
Mudah dipahami dan tidak sulit
menghitungnya.
2.
Tidak seperti periode pengembalian,
lingkup pengkajian kriterian ini menjangkau seluruh umur investasi.
Dibawah ini merupakan suatu keterbatasan utama yang
disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat berbagai variasi cara menghitung
ROI sehingga seringkali sulit menentukan besar angka ROI yang akan dipakai
sebagai patokan menerima atau menolak usulan investasi.
2.
Tidak menunjukkan profil laba terhadap
waktu. Hal ini dapat menyebabkan keputusan yang kurang tepat. Misalnya, ada dua
rencana investasi, yaitu satu memiliki pemasukan atau laba yang lebih besar di
tahun-tahun awal, jadi lebih disukai tetapi mungkin memiliki ROI yang sama
besar.
3. Tidak
mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Kriteria ini disarankan dipakai sebagai tambahan atau
pelengkar (suplemen) dari kriteria yang lain.http://www.ziddu.com/download/18044761/BABIIOKEsofyan.doc.html
2.1.3 Internal
Rate of Return (IRR)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan
menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari
tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang
diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Rumusnya adalah, apabila Ao adalah investasi pada periode 0
dan A1 sampai An adalah aliran bersih dari periode 1 sampai n, maka metode IRR
semata mata mencari discount factor yang
menyamakan A0 dengan A1 sampai An.
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan
membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return). Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat
bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil
diterima.
Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak
ada, namun dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih
memerlukan penghitungan NPV.
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat
finansial adalah Internal Rate of Return
(IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV
sama dengan nol. Mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut: Kriteria
penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR?? tingkat bunga bank, maka usaha yang
direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya
usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu
analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk
mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang
akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat
bunga yang akan menyamakan present value
cash inflow dengan jumlah initial
investment dari proyek yang sedang dinilai.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam.
Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika IRR > cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam.
Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13), adapun
langkah-langkah menghitung IRR untuk pola cash
flow yang sama adalah sebagai beiikut:
1.
Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi.
2.
Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama
atau mendekati dengan hasil payback
period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada persentase terdekat hasil yang diperoleh.
3.
Untuk mendapatkan nilai IRR yang
sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan interpolasi.
Sedangkan untuk proyek yang memiliki
pola cash inflow yang tidak seragam,
dapat diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Hitung
rata-rata cash inflow per tahun.
2.
Bagi
initial investment dengan rata-rata cash
inflow untuk mengetahui "estimasi" payback period dari proyek yang sedang dievaluasi.
3.
Gunakan
tabel discount factor untuk menghitung
besarnya IRR, seperti langkah ke-2 dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam
(anuitas). Hasil yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'.
4.
Selanjutnya
sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar atau
diperkecil, ke dalam pola cash flow yang
sesungguhnya. Apabila cash inflow yang
sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang
diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan, dan apabila
sebaliknya maka perkecillah discount
tersebut.
5.
Dari
hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari
proyek tersebut.
6.
Apabila
hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang
digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut.
7.
Hitunglah
kembali NPV dengan menggunakan discount
rate yang baru, sampai akhirnya
diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV
yang positif dan negatif.
Melalui jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang
sesungguhnya. Setelah IRR diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan
IRR dengan Cost of Capital. Apabila
IRR lebih besar dari pada Cost of Capital
maka rencana investasi dapat diterima karena menguntungkan dan sebaliknya
apabila IRR lebih kecil dari pada Cost of
Capital maka rencana investasi ditolak karena merugikan.
Menentukan tingkat bunga (try & Error) yang menyebabkan NPV
sama dengan 0 (nol). Berdasarkan perhitungan NPV yang sudah didapatkan,
jika IRR >= Cost of Capital, maka proyek dipertimbangkan diterima.http://www.ziddu.com/download/18044761/BABIIOKEsofyan.doc.html
jika IRR >= Cost of Capital, maka proyek dipertimbangkan diterima.
2.1.4 Profitaility Index (PI)
Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang dari
aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi.
Selama PI tersebut sama dengan atau lebih
besar dari satu, maka akan menerima usulan investasi tersebut. Secara umum jika
metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya
akan selalu konsisten. Dengan kata lain, jika NPV mengatakan diterima maka PI
juga mengatakan diterima, demikian pula sebaliknya. Sehingga untuk menghitung
PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa kasus lain, dimana
setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke
metode NPV.
Shook (2002;456) mengatakan bahwa, Profitability index adalah prediksi arus
kas masa depan perusahaan dibagi investasi awalnya. Suad Usman dan Suwarsono
(1994;192) mengatakan bahwa Profitability
index menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi.
Dari kedua pengertian Profitability index tersebut dapat
disimpulkan Profitability index
adalah metode prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai
penerimaan-penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan
apabila PI lebih besar dari pada 1 (satu) maka rencana investasi dapat
diterima, sedangkan apabila PI lebih kecil dari pada 1 (satu) maka rencana
investasi ditolak. Keputusan
= Proyek sebaiknya diterima PI > 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar